ini merupakan cuplikan dari artikel - wawancara di
web LPPM IPB:Pertanyaan
untuk Prof. Dr. Ir. Ronny Rachman Noor M.Rur.Sc., Ahli Genetika IPB.
Al-Quran
Sumber Ilmu Pengetahuan
Prof.
Dr. Ir. Ronny Rachman Noor M.Rur.Sc., ahli genetika Institut Pertanian Bogor
(IPB) telah menerbitkan buku terbarunya yang berjudul Rahasia dan Hikmah
Pewarisan Sifat (Ilmu Genetika dalam Al-Quran). Apa yang dibahas dalam buku
tersebut dan apa latar belakang pemilik sapaan Ronny itu membuat buku tersebut?
Berikut petikan wawancaranya kepada Hutami Pudya dari Jurnal Bogor.
Bisakah
Anda menceritakan sekilas mengenai buku terbaru Anda?
Tahun ini saya bersama dengan Prof. Dr. Ir. Kudang Boro
Seminar, M.Sc telah membuat buku yang berjudul Rahasia dan Hikmah Pewarisan
Sifat (Ilmu Genetika dalam Al-Quran). Buku ini membahas rahasia dan hikmah ilmu
pewarisan sifat atau genetika yang berkaitan dengan berbagai teori yang sangat
erat hubungannya dengan kehidupan kita sehari-hari. Teori-teori tersebut
selanjutnya dicarikan akar keilmuwannya di dalam Al-Quran.
Apa
latarbelakang Anda membuat buku tersebut?
Kemajuan ilmu, pengetahuan, teknologi, dan seni (IPTEKS)
saat ini seakan-akan telah menyihir umat manusia, termasuk umat Islam.
Penemuan-penemuan seperti teknik rekayasa genetika dan teknologi reproduksi
seperti bayi tabung serta clonning dianggap sebagai penemuan yang spektakuler.
Kalau diperhatikan lebih dalam lagi, ternyata penemuan ini tak semulus seperti
apa yang kita bayangkan. Kedua penemuan tersebut menunjukkan bahwa kemajuan
IPTEKS yang telah dicapai oleh para ilmuwan saat ini, walaupun spektakuler,
tetap tidak dapat dibandingkan dengan ilmu Allah SWT yang Maha Tinggi.
Para
ilmuwan harus sadar bahwa walaupun kemajuan IPTEKS sudah sangat cepati, tapi
Allah SWT lah yang mengatur dan menundukkan semuanya. Saya ingin mengajak umat
Islam memanfaatkan Al-Quran sebagai sumber ilmu pengetahuan, disamping sebagai
ilmu agama.
Apa yang
mendorong Anda membuat buku itu untuk mengajak umat Islam memanfaatkan Al-Quran
sebagai sumber ilmu pengetahuan?
Tak sedikit umat Islam yang “menelantarkan” Al-Quran
sebagai sumber ilmu pengetahuan. Berbagai teori yang kita kenal dalam ilmu
pengetahuan yang kita pelajari seperti misalnya teori Mendel, sebenarnya
tercantum di dalam Al-Quran. Meski ilmu, pengetahuan, dan teknologi sudah
berkembang demikian pesat, namun masih banyak yang belum diketahui oleh umat
manusia. Jadi, saya ingin mengajak umat Islam memanfaatkan Al-Quran sebagai
sumber ilmu pengetahuan agar mereka lebih menambah keimanan kita kepada Allah
ketika menggali ilmu pengetahuan. Karena semuanya terjadi atas izin Allah.
Dapatkah
Anda menceritakan salah satu bagian menarik dari buku tersebut?
Ada salah satu bab yang cukup menarik, yakni diharamkannya
umat Islam memakan babi. Dulu banyak yang mengatakan babi haram untuk dimakan
lantaran hewan tersebut kotor atau jorok. Selain itu ada yang mengatakan pula
babi rawan sekali mengandung cacing pita. Kecanggihan teknologi yang ada pada
saat ini rasanya kedua alasan itu terbantahkan. Pasalnya di Jerman saja,
peternakan babi sudah modern dan bersih. Kebetulan saya pernah melakukan
penelitian ke peternakan babi tersebut.
Apa yang
Anda dapat?
Sistem pemeliharaan babi di peternakan tersebut sudah
sangat modern dan sangat bersih, sehingga tidak tercium bau yang biasanya kita
jumpai di peternakan babi pada umumnya.
Babi dikandangkan secara berkelompok
dengan tingkat kepadatan kandang yang memadai, sehingga babi tampak dalam
keadaan nyaman sekali. Lantai tempat babi berdiri dan berbaring terbuat dari
karpet sejenis bahan karet yang agak keras dan dilengkapi dengan pemanas untuk
kenyamanan babi pada saat musim dingin. Sistem pemberian pakan dan
kebersihannya dilakukan secara otomatis.
Pakan babi disusun sedemikian rupa
kandungan nutrisinya, sehingga tidak menimbulkan bau pada kotorannya, termasuk
di dalamnya memberikan ensim pitase yang dapat mengurangi bau pada feces.
Sistem pembuangan limbah dilakukan secara terpadu dengan cara mengumpulkannya
pada suatu tempat untuk selanjutnya diolah dengan menggunakan mikroba.
Setelah
melalui proses ini, keluarnya produk kering dari kotoran yang siap dipasarkan
menjadi pupuk yang sama sekali tidak mengeluarkan bau. Babi-babi tersebut pun
dijaga kesehatannya, sehingga bisa dipastikan aman untuk dikonsumsi.
Lantas,
bagaimana dengan pernyataan bahwa babi haram dikonsumsi lantaran babi
mengandung lemak yang sangat tinggi sehingga berbahaya bagi orang yang
mengonsumsinya?
Hal tersebut juga dipatahkan lantaran
dalam peternakan modern, komposisi ransum babi dapat diatur sedemikian rupa
sehingga lemak yang dihasilkan jauh berkurang. Di samping itu, dengan
menggunakan teori seleksi modern, telah dihasilkan galur babi yang kandungan
lemak dagingnya sudah jauh sangat berkurang.
Lalu apa
yang membuatnya haram?
Dalam bidang transplantasi organ dari
binatang atau ternak ke manusia, babi merupakan pilihan utama untuk
dimodifikasi gennya agar organ yang dihasilkan seperti misalnya jantung dan
ginjal dapat dicangkokkan pada manusia.
Teknologi rekayasa genetik dengan cara
mentransfer gen manusia ke babi dilakukan agar babi yang dihasilkan memiliki
organ tubuh yang tidak ditolak oleh tubuh manusia. Penggunaan babi ini
berhubungan dengan tingkat kesamaan yang tinggi baik ditinjau dari segi
fisiologis maupun genetisnya.
Dalam penelitian genetika
molekuler ternyata ada untaian DNA yang disebut dengan Short Intersperse
Nucleotide Elements (SINE) dan Long Interperse Nucleotide Elements (LINE), yang
memiliki tingkat kesamaan yang sangat tinggi dengan manusia. Jadi,
kemungkinan karena kesamaan yang sangat tinggi inilah yang menjadi salah satu
alasan mengapa babi diharamkan, sehingga dinilai sama seperti sifat kanibal,
sifat yang nantinya dikhawatirkan akan mengakibatkan kelainan terhadap generasi
berikutnya apabila mengonsumsi babi.